Cari Blog Ini

Senin, 19 Desember 2011

Malaikat





  1. Pendahuluan
Pemahaman tentang malaikat mungkin kurang mendapat perhatian dalam pembahasan dan pengkajian dalam ruang lingkup teologia. Selain ada pemikiran kurang penting untuk mengkajinya, masalah lainnya adalah sama seperti Karl Barth katakan bahwa membahas topik ini adalah hal yang “paling sulit dan paling luar biasa”.[1] Namun tidak ada salahnya membahas tentang malaikat ini. Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai malaikat khususnya dalam Perjanjian Baru dan tidak terlepas dari Perjanjian Lama.

  1. Pembahasan
2.1.  Pengertian Malaikat
2.1.1. Malaikat Dalam Perjanjian Lama
C. Barth menyatakan bahwa defenisi dari malaikat adalah “pesuruh-pesuruh atau utusan-utusan” yang tidak terbilang jumlahnya. Namun adakalanya mereka disebutkan bahwa mereka adalah bala tentara sorgawi yang merupakan tentara perang yang siap-siaga untuk turun-tangan di muka bumi (Yos. 5:14-15; hw"ßhy>-ab'(c.-rf;, Mat. 26:53; legion malaikat; legew/naj avgge,lwn ) dan bahkan malaikat dapat menjadi wujud penyataan Allah.[2] Malaikat dalam bahasa Ibrani yaitu%a'l.m yang dapat berarti utusan (seseorang yang diutus untuk menyampaikan pesan tertentu misalnya malaikat yang menyampaikan damai  ~wlv ykalm”), seorang nabi, seseorang yang menyampaikan kedatangan sesuatu hal, imam, utusan yang datangnya dari Tuhan yang menyampaikan dan mengumumkan apa yang benar, dpat juga berupa gambaran yakni, utusan iblis ~y[ir' %a'l.m, (2 Kor. 12:7-8 a;ggeloj satana/) malaikat kematian/maut twm %a'l.m, (1 Kor. 10:10, malaikat maut, ovloqreuth,j) dapat juga berarti malaikat sebagai utusan Tuhan, dan juga sebagai Teophany Allah.
Kata mal’ak  terdapat 213 kali digunakan dalam Perjanjian Lama dan dapat berarti sebagai “utusan” manusia atau juga “utusan” Allah. Arti kata “utusan” dapat dipertegas ketika berjumpa dengan kata kerja slh (mengutus; 56 kali), bw (datang/mendatangi; 6 kali),  mr (berkata/ mengatakan; 29 kali), dbr (berbicara; 11 kali), hlk (berjalan, pergi; 9 kali), swb (kembali, berbalik; 6 kali), dan yang lain ditegaskan dengan kata qr (memanggil), ys (pergi keluar), yrd (turun) dan ngd dalam bentuk hiphil (membawa kabar/berita, melaporkan/menceritakan). Dalam hal ini kata mal’ak dapat menunjukkan seseorang yang diutus untuk seseorang untuk tujuan menyampaikan pesan. Mal’ak berbicara, menerima tanggapan, dan kembali kepada yang mengutus dia.
Utusan-utusan tersebut dapat ditujukan kepada utusan manusia ataupun utusan Allah, pembedaannya tampaknya lebih dalam hal metafisik, misalnya utusan Allah adalah mereka yang diutus oleh Tuhan dari tempat surgawi-Nya, sedangkan utusan manusia adalah utusan yang diutus oleh atasannya secara duniawi. Mal’ak  tidak menyampaikan pesannya, peranannya dan pesan yang disampaikan tergantung atas kehendak orang yang mengutusnya. Penekanannya bukan diambil dari siapa mereka, namun dari siapa yang lebih superior dari mereka. Artinya mereka dapat saja manusia namun utusan Tuhan. Misalnya nabi yang merupakan saksi terhadap hal-hal surgawi, walaupun mereka menyatakan pesan dari Tuhan, namun mereka umumnya tinggal di bumi. Dalam Septuaginta kata aggeloj dapat digunakan untuk “utusan” dari Tuhan ataupun manusia namun dalam Vulgata dibedakan “utusan” dari Tuhan dengan manusia, “utusan” dari manusia dinyatakan dalam kata “nuntius” sedangkan “angelus” digunakan untuk utusan dari Tuhan.[3]
Kata mal’ak diambil dari kata benda abstrak mal,akut (Hag. 1:13; %a:ôl.m;). Kata melaka dari akar kata l’k “menugaskan, melayani, mengutus utusan”.[4]
a.       Utusan manusia
1.      Utusan Personal (Personal Envoys)
Dalam Perjanjian Lama terdapat 4 referensi terhadap utusan pribadi (2 tunggal dan 2 jamak), dua diantaranya terdapat dalam literature kebijaksanaan, Amsal 13:17 (mal’ak rasa yippol bera wesir emunim marpe)[5]. Diterjemahkan “Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan”. Kalimat tersebut tidak menunjukkan isi pesan yang disampaikan tetapi karakter utusan tersebut. Dalam Ayub 1:14 menggambarkan secara dasariah bahwa peranan seorang utusan/ pesuruh adalah membawa pesan dari si pengutus kepada penerima pesan. Utusan pribadi yang jamak ditunjukkan dalam Kejadian 32:4,7, dimana Yakub mengutus mal’akim kepada Esau untuk memberitahukan kepulangannya dan agar Esau tahu bahwa kedatangannya dalam rangka damai dan rekonsiliasi.                                                                       
2.      Utusan Politis (Political Envoys)
Kata mal’ak ditemkan 16 kali dalam bentuk tunggal dan 72 kali dalam bentuk jamak untuk menyatakan utusan pemerintah untuk menyatakan ataupun menyampaikan pesan baik dalam dan luar wilayah pemerintahan. Misalnya dalam bentuk tunggal dalam 1 Samuel 23:27, ketika seorang utusan mendatangi Saul untuk melaporkan bahwa orang Filistin telah menyerang negeri. Dalam bentuk jamak misalnya Musa mengutus mal’akim kepada raja Edom dan Sihon, raja Amori agar diberi izin melintasi wilayah mereka (Bil. 20:14; 21:21; Ul. 2:26).
b.      Utusan Allah
1.      Utusan Allah merupakan seseorang yang berasal dan diutus oleh Tuhan, kategori tersebut termasuk juga nabi dan imam. Tuhan mengutus utusan dari sorga maupun utusan yang berada di dunia satu persatu, dan jarang sekali banyak karena hal itu tidak dibutuhkan, karena Tuhan sendiri yang melindungi utusan-Nya dan pesan-Nya (bnd. Yer. 1:7).[6]
2.      Kata mal’ak juga dapat menunjuk kepada nabi. Haggai disebut “nabi” (Hag. 1:3) dan mal’ak YHWH (Hag. 1:13; %a:ôl.m;). Mereka merupakan utusan Tuhan dan tugas mereka adalah menyampaikan pesan Tuhan, bukan pesan mereka.
3.      Kata mal’ak juga dapat menunjuk kepada imam. Maleakhi 2:6; “Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

c.       Mal’ak YHWH/ Mal’ak elohim[7]
Penggunaan kata mal’ak dalam Zakharia 1:9-6:5 menggambarkan bahwa peranan utama dari malaikat Tuhan adalah untuk mengkomunikasikan pesan Tuhan, khususnya kepada nabi-Nya, yang menjadi utusan bagi umat-Nya (bnd. 1 Raj. 13:18). Malaikat beberapa kali “berbicara” kepada Zakharia (Zakh. 1:11,12; 3:4,6, bnd. Kej. 16:7, 9,10). Meskipun, peranan utama malaikat adalah menyampaikan pesan dari Tuhan namun lebih dari itu ada juga. Malaikat juga tidak hanya menjadi perantara menyampaikan kabar dari Tuhan, tetapi juga ada peranan lain. Mereka diutus Tuhan untuk mendahulu hamba Abraham (Kej. 24:7,40; ^yn<ëp'l. ‘Aka'l.m;), berjalan didepan bangsa Israel (Kel. 23:20,23; 32:2,34;), menuntun bangsa Israel (Bil. 20:16), dan memimpin mereka memasuki tanah Kanaan (Kel. 23:20, bnd. Mal. 3:1, dimana malaikat Tuhan akan mempersiapkan jalan sebelum Tuhan menghukum orang-orang berdosa). Malaikat juga melindungi bangsa Israel di Laut Merah (Kel. 14:19), melawan Bileam (Bil. 22:22) membantu nabi Elia (1 Raj. 19:7), dan memukul kalah musuh bangsa Israel (2 Raj. 19:35, bnd. Yes. 37:36). Contoh tersebut dpat menggambarkan bahwa pemahaman religius bangsa Israel tentang malaikat Tuhan adalah agen ataupun utusan Tuhan sebagai salah satu wakil mereka.[8] Walaupun bangsa Israel sering kali mengasosiasikan malaikat sebagai hal yang ditakuti, namun dipahami bukanlah musuh bagi bangsa Israel, melainkan sebagai penolong yang ikhlas. Kelihatannya malaikat sering dipuji/disukai (1 Sam. 29:9), kebijaksanaan mereka juga dipuji (2 Sam. 14:17,20; 19:27).  Dari 2 Samuel 14:17 tersebut dipahami juga bahwa salah satu pelengkap bagi seorang raja adalah kebijaksanaan yang sering dibandingkan dengan kebijasanaan dari malaikat Tuhan.

2.1.2.      Malaikat Dalam Perjanjian Baru
Kata malaikat dalam bahasa Yunani diterjemahkan sebagai a;ggeloj yang dapat berarti seseorang yang menyampaikan/membawa pesan. Kata angelos dapat berarti utusan yang diutus oleh manusia (Kej. 32:3, 7) dan utusan yang diutus oleh Tuhan (nabi, Hag. 1:13, Imam Mal. 2:7). Kata tersebut juga dapat berarti kekuatan yang transenden (a transcendent power) yang membawa beberapa misi ataupun tugas, utusan dan malaikat. Sebagai malaikat Tuhan mereka tinggal di surga jadi mereka disebut angelos twn auranwn (Mat. 24:36; a;ggeloi tw/n ouvranw/n ), mereka akan kembali ke sorga jika tugas ataupun misi mereka telah selesai (Luk. 2:15). Malaikat sering digambarkan sebagai sinar kemuliaan Tuhan (Luk. 2:9, Kis. 7:30), suara mereka seperti guntur (Yoh. 12:29; bronth,), mereka juga dapat bersukacita ketika orang berdosa bertobat (Luk. 15:10).[9]
            Menurut Injil, malaikat adalah suatu keberadaan roh (spirit beings) yang melayani Tuhan, secara khusus dalam kaitan pekerjaan Yesus. Malaikat mempunyai peranan dalam diri Yesus termasuk ketika kelahiran-Nya, pencobaan di padang gurun, kedatangan Anak Manusia dan penghakiman eskatologis (yang akan datang). Dalam PB “malaikat” diterjemahkan dari bahasa Yunani yakni angelos. Secara klasik dapat berarti seorang utusan yang dilindungi oleh Tuhan. Dalam pemahaman PL, malaikat adalah roh-roh yang diciptaan Tuhan dan bergantung kepada-Nya.
Malaikat itu nyata adanya (Mat. 22:30; Luk. 20:34-36). Kenyataannya bahwa malaikat adalah milik Tuhan dan bergantung kepada-Nya (Luk. 12:8-9). Mereka juga disebutkan milik Yesus (Mat. 13:41). Malaikat dapat tinggal di surga (Mat. 18:10; Mrk. 12:25) dan dapat bergerak dengan bebas antara dunia dan sorga (Mat. 28:2; Luk. 2:13; Yoh. 1:51). Mereka kudus (Luk. 9:26) dan mereka diasosiasikan dengan sinar kemuliaan Tuhan (Luk. 2:9 bnd. 24:4). Jumlah  mereka sangat banyak “very great” (Mat. 26:53; Luk. 2:13; bnd. Dan. 7:10). Malaikat dapat hadir dalam wujud manusia (Luk. 24:4) dan berbicara kepada orang-orang (Luk. 1:13-20; 24:5-7). Walaupun malaikat tidak dapat mati, namun mereka tidak dapat kawin dan melahirkan (Mat. 22:30; Luk. 20:36). Dalam Injil tidak pernah disebutkan mereka mempunyai sayap.[10]
Yesus juga mengajarkan tentang “malaikat surgawi” (Mat. 22:30), dan “iblis dan malaikat-malaikat-Nya” (Mat. 25:41; tw/| diabo,lw| kai. toi/j avgge,loij auvtou/). Malaikat itu kudus adanya (Mrk. 8:38; tw/n avgge,lwn tw/n a`gi,wn), mereka juga dinyatakan tidak kawin dan dikawinkan (Mat. 22:30), mereka mempunyai pengetahuan yang tinggi, namun mereka tidak tahu kapan waktu kedatangan Allah untuk kedua kalinya (Mat. 24:36), mereka membawa roh Lazarus ke pangkuan Abraham (dalam perumpamaan, Luk. 16:22), mereka akan datang bersama-sama Yesus untuk kedatangan yang kedua kali (Mat. 25:31), dan memisahkan yang benar dan yang jahat (Mat. 13:41, 49; oi` a;ggeloi kai. avforiou/sin tou.j ponhrou.j evk me,sou tw/n dikai,wn).[11]
Kata malaikat dalam Alkitab digunakan untuk suatu pribadi yang supranatural ataupun suatu pribadi surgawi yang berhubungan dengan tindakan sebagai utusan Tuhan kepada manusia dan sebagai pribadi yang menyatakan kehendak Tuhan. Baik dalam Ibrani maupun dalam Yunani kata tersebut juga disebutkan untuk utusan manusia (1 Raj. 19:2;  %a'êl.m; ‘lb,z<’yai Luk. 7:24; avgge,lwn VIwa,nnou). Dalam bahasa Ibrani apabila kata tersebut digunakan dalam bentuk tunggal maka cenderung menunjukkan sebagai utusan Tuhan, dan apabila digunakan dalam bentuk jamak maka ditujukan kepada utusan manusia, walaupun tentu saja mempunyai pengecualian. Hal itu digunakan kepada “nabi” Hagai (Hag. 1:13), digunakan juga untuk “imam” (Mal. 2:7), dan kepada utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Mal. 3:1;  %r<d<Þ-hN"piW ykiêa'l.m;). Sebagian kata Ibrani menyatakan malaikat dalam bentuk bene ha-elohim[12] (Kej. 6:2,4; Ayb. 1:6; 2:1;  ~yhil{a/h'(-ynEb.) dan bene elim (Mzm. 29:1; 89:6;  ~yli_ae ynEåB.) hal tersebut umum digunakan dalam pemahaman Ibrani yang menunjukkan anggota dan yang mempunyai kekuatan sorgawi.[13]

2.2.      Perbedaan diantara penafsiran bene ha’elohim
 Ada orang mengira bahwa yang dimaksud dengan anak-anak Allah itu adalah malaikat. Hal itu tentu saja tidak dapat diterima karena malaikat-malaikat tidak dapat kawin dengan manusia karena mereka makhluk gaib, yang tidak mempunyai tubuh. Jadi yang dimaksud disini anak-anak Allah adalah umat Allah, atau orang-orang yang beriman (lih. Ul. 32:5; Mzm. 73:15). Orang-orang beriman kawin dengan anak perempuan manusia, dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan, yaitu keturunan Kain. Orang-orang keturanan Set tergoda oleh kecantikan anak-anak perempuan keturunan Kain, lalu kawin dengan mereka.[14]
Mengenai kata bene ha’elohim dalam Terjemahan Baru LAI disebut “anak-anak Allah”. Hal tersebut tentu saja memunculkan pertanyaan teologis ‘apakah Allah kawin dan punya anak?’ Atau, jika mengikuti terjemahan “malaikat”, akan muncul persoalan teologis. Namun, jika melihat tafsiran Westermann, kecenderungan memilih terjemahan “makhluk ilahi” atau “malaikat” lebih kuat.[15] Sedangkan Speiser menerjemahkan bene ha’elohim dengan “the divine beings”.[16] Makhluk-makhluk malaikat disebuut anak-anak Allah (Kej. 6:1-4; Ayb. 1:6; 2:1). Penggunaan ini sering disebut mitos, karena malaikat-malaikat dianggap sebagai makhluk mitos. Tetapi tidak ada alasan untuk membantah keberadaan makhlu-makluk seperti itu dan penggambaran mereka sebagai anak-anak Allah menunjukkan sifat rohani mereka. Hal ini juga merupakan dasar bagi penggambaran Adam sebagai seorang anak Allah (Luk. 3:38).[17]

2.3.      Pekerjaan Para Malaikat
Pekerjaan para malaikat yang kudus banyak dan bermacam-macam. Alkitab mengemukakan pekerjaan mereka itu sebagai: selalu memandang wajah Allah (Mat. 18:10); bersukaria atas hasil karya Allah (Ayb. 38:7), melaksankan firman-Nya (Mzm. 103:20), melayani Allah, mengawasi umat-Nya (dan. 10:12, 13, 21; 11:1, 12:1), menilik kepentingan gereja-Nya (1 Tim. 5:21; 1 Kor. 11:10); membantu dan melindungi para orang beriman (1 Raj. 19:5; Dan. 6:22) dan menghukum orang yang tidak berkenan di hadapan Allah atas kehendak Allah (Kis. 12:23).[18] Kadang para malaikat berperan dalam apa yang disebut “pelayan khusus”, umpamanya: kejadian-kejadian dalam hidup nenek moyang Israel; pemberian hukum taurat (Kis. 7:53; Gal. 3:9; Ibr. 2:2); pada waktu kelahiran, kebangkitan dan kenaikan tuhan Yesus ke sorga. Pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali dan penghakiman terakhir, peranan mereka menjadi penting lagi. Sekalipun para malaikat itu tidak mencampuri pemeliharaan Allah yang umum, mereka dapat dipandang sebgai pelayan-pelayan dalam pemeliharaan-Nya yang khusus dalam kehidupan gereja. Campur tangan mereka berkala dan bersifat kekecualian, dan hanya jika mereka dengan jelas mendapat perintah Allah untuk melaksanakannya.
Para malaikat senantiasan memuji dan memuliakan Allah (Ayb. 38:7; Mzm. 103:20; 148:2; Why. 5:11-12; 7:11; 8:1-4). Sekalipun kegiatan ini pada umumnya terjadi di hadapan hadirat Allah, setidak-tidaknya dalam satu peristiwa hal ini terjadi di bumi, ketika Yesus lahir malaikat-malaikat menyanyi, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi” (Luk. 2:13-14). Para malaikat juga menyampaikan dan menyatakan amanat Allah kepada manusia. Tindakan ini paling cocok dengan pengertian dari istilah malaikat. Para malaikat secara khusus terlibat sebagai pengantara yang menyampaikan hukum Taurat (Kis. 7:53; Gal. 3:19; Ibr. 2:2). Sekalipun mereka tidak disebutkan dalam Keluaran 19, dalam Ulangan 33:2 dikatakan,  “Tuhan…datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus.” Ayat yangs sangat ditafsirkan ini mungkin merupakan kiasan tentang kegiatan malaikat sebagai pengantara. Sekalipun merka tidak dikatakan terlibat dalam menyampaikan perjanjian yang baru, Perjanjian Baru seringkali menggambarkan mereka sebagai yang menyampaikan amanat dari Allah. Gabriel tampak kepada Zakharia (Luk. 1:13-20) dan kepada Maria (Luk. 1:26-38). Malaikat-malaikat juga berbicara kepada Filipus (Kis. 11:13; 12:7-11), dan kepada Paulus (Kis. 27:23).
Malaikat melayani orang-orang percaya. Termasuk dalam hal ini ialah melindungi orang-orang percaya dari mara bahaya.[19] Pada masa gereja mula-mula seorang malaikat yang membebaskan para rasul (Kis. 5:19) dan kemudian jgua Petrus (Kis. 12:6-11) dari penjara. Pemazmur mengalami pemeliharaan para malaikat (Mzm. 34:8 91:11). Namun, pelayanan yang utama ialah melayani kebutuhan rohani. Para malaikat sangat memperhatikan kesejahteraan rohani orang-orang percaya yaitu memenuhi kebutuhan rohani orang-orang itu (Ibr. 1:14). Para malaikat mengawasi kehidupan kita (1 Kor. 4:9; 1 Tim. 5:21), dan hadir di dalam gereja (1 Kor. 11:10).[20] Pada saat orang percaya meninggal, para malaikat membawanya ke tempat yang membahagiakan (Luk. 16:22).
Para malaikat melaksanakan hukuman atas musuh-musuh Allah. Malaikat Tuhan membunuh 185.000 orang Asyur (2 Raj. 19:35), dan juga membunuh orang-orang Israel sebelum Tuhan menyuruhnya menurunkan tangannya di Yerusalem (2 Sam. 24:16). Malaikat Tuhanlah yang berdiri di antara orang Israel bisa lolos dan orang Mesir hancur tenggelam di dalam Laut Merah (Kel. 14:19-20). Malaikat Tuhanlah yang membunuh Herodes (Kis. 12:23). Kitab Wahyu penuh berisi nubuat tentang penghukuman yang akan dilaksanakan oleh para malaikat (Why. 8:6-9:21; 16:1-17; 19:11-14).[21]
Para  malaikat akan ikut terlibat pada kedatangan Yesus yang kedua kali. Mereka akan mendampingi Tuhan Yesus pada saat Dia kembali (Mat. 25:31), sama seperti mereka hadir dalam berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, termasuk kelahiran, pencobaan, dan kebangkitan-Nya. Merekalah yang akan memisahkan gandum dari lalang (Mat. 13:39-42). Kristus akan menyuruh para malaikat-Nya memanggil orang-orang terpilih dari keempat penjuru mata angin dengan tiupan sangkakala (Mat. 24:31; 1 Tes. 4:16-17).[22]
Bagaimana dengan konsep tentang malaikat pelindung, yaitu pengertian bahwa setiap orang atau setidak-tidaknya setiap orang percaya memiliki satu malaikat khusus yang ditugaskan untuk menjaganya dan menemaninya selama hidupya di dalam dunia ini? Pengertian ini merupakan bagian dari kepercayaan yang umum di kalangan orang Yahudi pada zaman Kristus dan telah mempengaruhi pemikiran Kristen tertentu.[23] Ada dua ayat Alkitab yang dikutip sebagai bukti adanya malaikat pelindung ini. Setelah memanggil seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah para murid, Yesus mengatakan, “ingatlah, jangan menganggap rendah seseorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 18:10). Dalam Kisah Para Rasul 12:15 ketika Petrus telah sampai di depan pintu gerbang dan seorang hamba perempuan bernama Rode memberitahukan hal itu kepada orang-orang lainnya, mereka berkata, “Itu malaikatnya”. Ayat-ayat ini tampaknya menunjukkan bahwa malaikat secara khusus ditugaskan untuk melindungi individu-individu.[24]
Sekalipun demikian, kita harus ingat bahwa di bagian lain dari Alkitab dikatakan bahwa bukan hanya satu, tetapi banyak malaikat melindungi serta memelihara orang percaya. Elisa dikelilingi banyak kuda dan kereta berapi (2 Raj. 6:17); Yesus bisa saja memanggil dua belas pasuka malaikat (Mat. 26:53; dw,deka legiw/naj avgge,lwn); beberapa malaikat membawa jiwa Lazarus ke pangkuan Abraham (Luk. 16:22). Selain itu, pernyataan Yesus tentang malaikat anak-anak kecil menunjukkan bahwa para malaikat itu berada di hadirat Bapa. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah malaikat yang menyembah di adirat Allah dan bukan malaikat yang memperhatikan orang percaya secara individu di dalam dunia ini.
Jadi dapat dinyatakan bahwa adapun beberapa tugas para malaikat adalah:
1.   Pujian dan Penyembahan - Ini adalah kegiatan utama yang tergambar di Surga (Yes. 6:1-3; Why.  4-5).
2.   Mengungkapkan - Mereka melayani sebagai pembawa pesan untuk menyampaikan keinginan Tuhan kepada manusia. Mereka membantu mengungkapkan hukum-hukum kepada Musa (Kis. 7:52-53), dan melayani sebagai pembawa sesuatu di kitab Daniel dan Wahyu.
3.   Memimpin - Malaikat memberi instruksi kepada Yusuf mengenai kelahiran Yesus (Mat. 1-2), kepada para wanita di kuburan, kepada Filipus (Kis. 8:26), dan kepada Kornelius (Kis. 10:1-8).
4.   Menyediakan - Tuhan menggunakan malaikat untuk menyediakan kebutuhan fisik seperti makanan bagi Hagar (Kej. 21:17-20), Elia (1 Raj. 19:6), dan Kristus setelah Ia dicobai (Mat. 4:11).
5.   Menjaga-jaga umat Tuhan dari bahaya, seperti kasus Daniel dan Singa, dan tiga temannya dalam api pembakaran (Dan. 3 dan 6).
6.   Melepaskan - Melepaskan umat Tuhan sewaktu mereka dalam bahaya. Malaikat melepaskan para Rasul dari penjara dalam Kis. 5, dan juga melepaskan Petrus dalam Kisah Para Rasul. 12.
7.   Menguatkan dan Memberanikan - Malaikat menguatkan Yesus setelah Ia dicobai (Mat4:11), memberanikan para Rasul untuk tetap berkhotbah setelah melepaskan mereka dari penjara(Kis. 5:19-20), dan memberitahukan Paulus bahwa semua orang dalam kapalnya akan selamat (Kis. 27:23-25).
8.   Menjawab Doa - Tuhan seringkali menggunakan malaikat sebagai maksud-Nya menjawab doa orang-orang pilihanNya (Dan. 9:20-24; 10:10-12; Kis. 12:1-17).
9.   Menjemput orang-orang percaya pada saat kematian - Dalam kisah Lasarus dan orang kaya, kita membaca bahwa malaikat membawa roh Lasarus ke "pangkuan Abraham" ketika dia mati (Luk. 16:22).

2.4.      Penciptaan Para Malaikat
Para malaikat adalah makhluk-makhluk yang diciptakan (Mzm. 148:5). Ini berarti bahwa mereka tidak berkembang dari bentuk kehidupan yang lebih rendah atau lebih sederhana. Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa malaikat-malaikat itu tidak berketurunan (Mat. 22:30). Ketika mereka diciptakan, mereka diciptakan sebagai malaikat-malaikat.[25] Yohanes 1:3; “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”. secara khusus, malaikat-malaikat diciptakan oleh Dia (Kol. 1:16; Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia). Walaupun demikian Alkitab tidak mengatakan secara pasti kapan malaikat-malaikat itu diciptakan. Malaikat-malaikat itu hadir ketika dunia diciptakan (Ayb. 38:7).[26]
Para malaikat akan ikut terlibat pada kedangan Yesus yang kedua kali. mereka akan mendampingi Tuhan Yesus pada saat Dia kembali (Mat. 25:31), sama seperti mereka hadir dalam berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, termasuk kelahiran, pencobaan dan kebangkitan-Nya. Para malaikat adalah makhluk dan bukan Pencipta. Namun, mereka adalah suatu golongan makhluk yang terpisah dan berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dari manusia (1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan mereka terbatas (1 Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang bertanggungjawab, para malaikat pun akan tunduk kepada pengadilan ( 1 Kor. 6:3; Mat. 25:41).

2.5.      Sifat Para Malaikat[27]
a.      Malaikat Bersifat Pribadi
Bersifat pribadi berarti mereka mempunyai eksistensi (keberadaan) seperti halnya manusia. Jadi, mereka mempunyai sifat, kecerdasan, perasaan, dan kemauan. Para malaikat memenuhi syarat sebagai pribadi-pribadi sebab mereka memiliki hal tersebut. Malaikat yang baik maupun yang jahat memenuhi syarat sebagai pribadi-pribadi. Malaikat-malaikat yang baik, Setan, dn roh-roh jahat mempunyai kecerdasan (Mat. 8:29; 2 Kor. 11:3, 1 Ptr. 1:12). Malaikat-malaikat yang baik, Setan, dan roh-roh jahat mempunyai perasaan (Luk. 2:13; Yak. 2:19; Why. 12:17). Malaikat-malaikat yang baik, Setan, dan roh-roh jahat juga mempunyai kemauan (Luk. 8:28-31; 2 Tim. 2:26; Yud. 1:6). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi. Kenyataan bahwa mereka tidak memiliki tubuh jasmani tidak mempengaruhi keberadaan mereka sebagai pribadi-pribadi.[28]
Telah pasti, bahwa pengetahuan yang dimiliki para malaikat dibatasi oleh keberadaan mereka sebagai makhluk. Ini berarti bahwa mereka tidak mengetahui segala hal seperti Allah (Mat. 24:36;Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri"), namun, rupanya pengetahuan mereka melebihi pengetahuan manusia. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga alasan:
1.      Para malaikat diciptakan sebagai suatu golongan makhluk yang lebih tinggi daripada manusia di alam semesta. Oleh karena itu, pengetahuan malaikat menurut sifat pembawaannya melebihi pengetahuan manusia.
2.      Para malaikat mempelajari Alkitab lebih cermat daripada manusia dan memperoleh pengetahuan dari Alkitab (Yak. 2:19; Why. 12:12).
3.      Malaikat-malaikat mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan yang lama terhadap kegiatan manusia. Berbeda dengan manusia, para malaikat tidak harus mempelajari masa lampau, mereka telah mengalaminya. Oleh sebab itu, mereka mengetahui bagaimana makhluk-makhluk lainya dengan bertindak dalam situasi-situasi yang serupa. Pengalaman-pengalaman dalam umur panjang itu memberi mereka lebih banyak pengetahuan.
Walaupun para malaikat mempunyai kemauan, mereka tunduk kepada kehendak Allah seperti semua makhluk lainnya. Malaikat-malaikat yang baik diutus oleh Allah untuk menolong orang-orang beriman (Ibr. 1:14). Setan, meskipun sangat berkuasa dan cerdik dalam melaksanakan tujuan-tujuannya di dunia ini, dibatasi oleh kehendak Allah (Ayb. 2:6). Roh-roh jahat juga harus tunduk kepada kehendak Kristus (Luk. 8:28-31).[29] Dan malaikat juga mempunyai bahasa (1 Kor. 13:1; Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat...).[30]
b.      Malaikat Bersifat Roh
Malaikat-malaikat, roh-roh jahat (yang dianggap bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh) dan Setan termasuk suatu golongan makhluk yang dapat dinamakan makhluk-makhluk halus. Para malaikat disebut roh-roh yang melayani (Ibr. 1:14). Roh-roh jahat disebut roh-roh najis dan jahat (Luk. 8:2; 11:24, 26). Dan setan adalah roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2).
Sebagai makhluk-makhluk halus mereka bersifat roh.[31] Orang-orang telah lama bergumul dengan arti dan cabang-cabang atau bagian-bagian dari gagasan umum seperti itu. Beberapa orang Yahudi dan bapa-bapa gereja yang mula-mula malaikat-malaikat sebagai makhluk yang memiliki semacam tubuh yang ringan dan halus atau berapi-api. Namun, apada abad pertengahan disimpulkan bahwa malaikat-malaikat itu adalah makhluk-makhluk yang semata-mata bersifat roh. Kecenderungan untuk menganggap malaikat-malaikat termasuk makhluk yang memiliki sejenis tubuh timbul dari anggapan bahwa tidak mungkin manusia dapaat membayangkan suatu makhluk yang benar-benar tanpa tubuh. Juga, rupanya jelas bahwa para malaikat tidak berada dimana-man dalam waktu yang sama, tetapi mereka dibatasi oleh ruang. Bahkan kadang-kadng mereka dilihat oleh manusia. Rupanya semua ini menekankan kesimpulan bahwa para malaikat mempunyai tubuh. Akan teatpi, dengan tegas Alkita menyebut malaikat-malaikat dan roh-roh jahat itu roh-roh (pneumata). Hal; ini dapat kita lihat dalam Matius 8:6; Lukas 7:21; 8:2; 11:26; Kisah Para Rasul 19:12; Efesus 6:12; dan Ibrani 1:14. Meskipu Allah juga Roh, ini tidak berarti bahwa malaikat-malaikat itu bersifat terbatas. Sifat roh mereka juga tidak menghalangi mereka untuk dapat menampakkan diri kepada manusia.
Biasanya merek menampakkan diri sebagai lak-laki (walaupun mungkin perempuan-perempuan yang disebutkan Zakharia 5:9 adalah malaikat). Mereka telah muncul dalam mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan (Mat. 1:20; Yes. 6:1-8), dalam penyataan khusus kehadiran mereka ( 2 Raj. 6:17), dan menampakkan diri kepada orang-orang dalam keadaan normal, sadar, dan tidak tidur (Kej. 19:1-8; Mrk. 16:5; Luk. 2:13).[32]
c.       Mereka Kekal Dan Tidak Bertambah Banyak
Jumlah malaikat tidak berubah dan akan selalu sama. Tuhan mengajarkan bahwa para malaikat tidak menurunkan malaikat-malaikat bayi (Mat. 22:30; Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga), dan bahwa mereka tidak mati (Luk. 20:36; Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan). Akan tetapi malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).
d.      Mereka Adalah Makluk Lebih Tinggi Daripada Manusia
Penulis surat Ibrani mengatakan bahwa ketika Tuhan kita menjelma manusia, Ia waktu untuk waktu yang singkat menjadi sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat (Ibr. 2:7-9). Meskipun ada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penggunaan Mazmur 8 dalam bagian ini, rupanya jelas bahwa Penjelmaan itu menempatkan Kristus pada suatu posisi yang lebih rendah daripada malaikat (walaupun, tentu saja, kebenaran ini hanya bersifat sementara yaitu pada waktu Kristus merendahkan diri di dunia ini). Sebabnya ialah bahwa manusia yang diciptakan menurut gambar Allah pada dasarnya lebih rendah daripada Allah. Manusia juga lebih rendah daripad para malaikat karena mereka termasuk golongan makhluk yang luar biasa, yang menurut kodratnya lebih kuat daripada manusia, dan berbeda dengan manusia, mereka tidak takluk kepada kematin.[33]


e.       Mereka Pada Mulanya Adalah Makhluk Yang Suci
Alkitab memberikan sedikit bukti khusus tentang keadaan semula para malaikat, meskipun kita tahu bahwa ketika Allah menyelesaikan karya penciptaan-Nya, Ia menyatakan bahwa segala sesuatu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Yudas 1:6 juga menunjukkan bahwa semua malaikat pada mulanya adalah makhluk-makhluk suci. Sejumlah tertentu terpilih (1 Tim. 5:21) dan yang lain berbuat dosa (2 Ptr. 2:4; avgge,lwn a`marthsa,ntwn). Agaknya semua malaikat telah tinggal dalam keaadan semula yang suci itu, dan yang tidak memberontak ditegaskan bahwa mereka untuk selamanya dalam keadaan suci.

2.6.      Organisasi Malaikat
Malaikat-malaikat merupakan jumlah yang sangat besar, yang tidak dapat dihitung. Itulah arti “beribu-ribu” dalam Ibrani 12:22 (muria,sin avgge,lwn)[34] atau “beribu-ribu laksa” dalam Wahyu 5:11 (muria,dej muria,dwn kai. cilia,dej cilia,dwn)[35] yang dipakai untuk menggambarkan jumlah malaikat. Memang Wahyu 5:11 menyatakan adanya beribu-ribu laksa malaikat. Berpa banyaknya tidak dinyatakan secara pasti meskipun sementara orang mengusulkan bahwa jumlah malaikat di semesta alam ini sama dengan segenap manusia di sepanjang sejarah (mungkin dinyatakan secara tidak langsung dalam Mat. 18:10). Jumlah mereka tetap, tidak bertambah ataupun berkurang.
Alkitab berbicara tentang “majelis” dan “dewan” para malaikat (Mzm. 89:6,8), tentang organisasi mereka untuk peperangan (Why. 12:7), dan tentang seorang raja yang berkuasa atas belalang-belalang roh jahat (Why. 9:11). Mereka juga diberi klasifikasi pemerintahan yang menunjukkan organisasi dan penggolongan (Ef. 3:10, malaikat-malaikat baik; dan Ef. 6:12, malaikat-malaikat yang jahat). Tidak disangsikan bahwa Allah telah mengorganisasikan malaikat-malaikat polihan dan Setan telah mengorganisasikan malaikat-malaikat yang jahat. [36]
Hanya Mikhael yang ditunjuk sebagai penghulu malaikat atau yang berkedudukan tinggi (Yud. 1:9; 1 Tes. 4:16). Tidak ada bagian Alkitab yang berbicara tentang penghulu-penghulu malaikat. Walaupun jelas ada malaikat-malaikat yang lain yang berkedudukan tinggi (Dan. 10:13), namun penghulu malaikat hanya satu. Ketika Paulus mengatakan bahwa suara penghulu malaikat akan terdengar, ia rupanya tidak merasa perlu menyebut nama penghulu malaikat itu. Hal ini membenarkan bahwa penghulu malaikat hanya satu. Dalam Perjanjian Lama, Mikhael[37] tampil sebagai malaikat pelindung Israel (Dan. 10:21; 12:1) yang khususnya akan menolong Israel waktu mereka dalam kesusahan besar pada masa yang akan datang. Ia memimpin para malaikat yang menjadi bala tentaranya (Why. 12:7). Acuan dalam Yudas 1:9, yang menyatakan bahwa Mikhael bertengkar dengan Setan mengenai mayat Musa, menunjukkan bahwa Mikhael harus melakukan sesuatu berkenaan dengan pemakaman Musa, bahwa ia tidak mempunyai kuasa dalam dirinya sendiri untuk menghakimi setan, dan bahwa ia sebagai makhluk, walaupun memiliki kuasa, harus bergantung pada kuasa Allah yang lebih besar. Ungkapan dalam Daniel 10:13 (Micahl ei-j tw/n avrco,ntwn), yang menunjuk kepada sekelompok malaikat yang berkedudukan tinggi, menekankan kenyataan adanya penggolongan di antara para malaikat. Dari kelompok pemimpin terkemuka ini, Mikhael rupanya paling terkemuka karena ia adalah penghulu malaikat.
Kerub adalah golongan malaikat lainnya.[38] Kerub jelas memiliki derajat yang tinggi karena setan adlah juga kerub (Yeh. 28:14, 16). Rupanya Kerub berfungsi sebagai pelindung kuasa Allah, yang telah melindungi halan yang menuju ke pohon kehidupan di Taman Eden (Kej. 3:24). Penggunaan kerub-kerub sebagai hiasan dalam Kemah Suci dan Bait Suci mungkin juga untuk menunjukkan fungsi mereka sebagai pelindung (Kel. 26:1-37; 36:8-38; 1 Raj. 6:23-29). Mereka juga membawa kereta beroda yang dilihat oleh Yehezkiel (Yeh. 1:4-5; 10:12-20). Sementara orang juga menganggap empat makhluk hidup yang disebut dalam kitab Wahyu 4:6 sama dengan kerub, meskipun orang-orang lain merasa makhluk-makhluk ini melambangkan sifat-sifat khas Allah. Gambar-gambar kerub juga akan menjadi bagian dari Bait Suci Kerajaan Seribu Tahun (Yeh. 41:18-20).
Kerub dan serafim menimbulkan masalah khusus, karena dalam Alkitab tidak ada disebutkan tentang hubungan mereka dengan malaikat pada umumnya. Hanya terdapat satu kali penyebutan tentang serafim dalam Alkitab: Yesaya 6:2-3 yang melukiskan mereka sebagai sedang memuja Allah. Sebaliknya kerub cukup sering disebutkan dalam Alkitab; mereka digambarkan sebagai mirip manusia, memiliki sayap dan melayani Tuhan secara khusus, yaitu Tuhan yang takhta-Nya berada di atas mereka (Bil. 7:89; 1 Sam. 4:4; 2 Sam. 6:2; Mzm. 80:2; 99:1). Ketika Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, Allah menempatkan kerub dan sebuah pedang bernyala untuk menjaga pohon kehidupan (Kej. 3:24). Ada beberapa jenis pemikiran yang berbeda tentang kerub dan serafim. Sebagian ahli berpendapat bahwa kerub sama dengan serafim.[39] Augustus Strong berkeyakinan bahwa mereka tidak boleh dipandang sebagai makhluk yang sebenarnya, yang lebih tinggi derajatnya daripada manusia, namun sebagai “penampakan-penampakan simbolis yang dimaksudkan untuk menggambarkan manusia yang tertebus, penuh dengan kemuliaan ciptaan Allah yang dulu hilang akibat kejatuhan manusia dalam dosa, serta menjadi tempat tinggal Allah.”[40]
Serafim yang kita ketahui mengenai golongan makhluk malaikat ini terdapat dalam Yesaya 6:2,6. Rupanya Serafim adalah suatu golongan malaikat yang serupa dengan kerub. Mereka bertindak sebagai pelayan di takhta Allah dan sebagai alat atau perantara untuk menyucikan. Mereka juga mempunyai kewajiban untuk memuji Allah. Gambaran mengenai mereka memberikan kesan bahwa mereka adalah makhluk seperti manusia bersayap enam. Mungkin kata “serafim” itu berasal dari kata dasar yang berarti “membakar” atau barangkali dari kata dasar yang berarti “mulia”.[41]
Para serafim dengan kerub-kerub bertugas menjaga tahkta Allah. Makhluk-makhluk sorgawi ini dilihat oleh Yesaya berbentuk manusia, tapi ada 6 sayapnya. Dua menutupi wajah mereka, 2 menutupi kakinya, dan 2 untuk terbang. Para serafim ini. Tempatnya di tahkta Allah, kelihatannya memimpin upacara ibadah kepada Allah. Salah satu dari makhluk ini menyeruka berulang-ulang suatu lagu yang dicatat Yesaya sebagai “Kudus, kudus, kudus, kuduslah Yahweh semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya”. Bagi Yesaya serafim ini merupakan segolongan malaikat, dengan tanggungjawab khusus melakukan penjagaan dan ibadah tertentu. Tapi kelihatannya mereka adalah makhluk moral tersendiri, bukan hanya proyeksi dari khayalan belaka atau pemersonifikasian binatang-binatang. Kualitas moral mereka secara khas digunakan melayani Allah, dan kedudukan mereka sedemikian rupa sehingga mereka melakukan pelayanan pendamaian, dan serentak meninggikan sifat-sifat Allah yang susila itu.[42]
Gabriel yang berarti “Tuhan Mahakuasa”, hanya dia yang diberi nama dalam Injil (Luk. 1:19, 26) dia berdiri untuk melayani Allah (Luk. 1:19), nama malaikat lain di luar Injil adalah Milkhael (Dan. 10:13. 21; Why. 12:7).[43] Mikhael telah disebutkan karena kedudukannya yang tinggi. Gabriel juga tampil sebagai malaikat yang berkedudukan tinggi walaupun ia tidak disebutkan sebagai penghulu malaikat seperti Mikhael. Namanya berarti “pahlawan Allah” dan tugas khususnya ialah menyampaikan pesan-pesan penting dari Allah kepada beberapa orang tertentu, yaitu kepada Daniel (Dan. 8:16; 9:21), kepada Zakharia (Luk. 1:19), dan kepada Maria (Luk. 1:26). Di dalam Targum, Gabriel adalah malaikat yang dianggap sebagai asal penemuan saudara-saudara Yusuf, penguburan Musa, dan pembunuhan bala tentara Sanherib.[44]

3.      Kesimpulan
Malaikat adalah utusan Allah yang mempunyai eksistensi surgawi. Mereka dinyatakan adalah makhluk ciptaan, namun tidak ada refensi di Alkitab mengenai waktu mereka diciptakan. Mereka mempunyai tugas utama sebagai utusan Allah untuk menyampaikan pesan dari Allah. Secara jumlah mereka tidak dapat dihitung, ada yang menyatakannya berlaksa-laksa, beribu-ribu laksa. Mereka dapat menyatakan diri kepada manusia dengan wujud manusia. Malaikat dinyatakan tidak dapat mati dan jumlah mereka tidak bertambah karena Allah tidak menciptakan bayi-bayi malaikat. Di sepanjang Alkitab hanya dua malaikat yang dinyatakan namanya yaitu Mikhael dan Gabriel adapun  malaikat yang jahat yaitu Lucifer tidak ditemukan nama tersebut.

4.      Daftar Pustaka
The English Young's Literal Translation of the Holy Bible, Ontario, Canada: Online Bible Foundation and Woodside Fellowship, 1997
…, “Angel” dalam, The International Bible Encyclopedia, Grand Rapids Michigan:W.B. Eerdmans Publishing House, 1952
…, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Icthtiar Baru van Hoeve, 2006
…, Novum Testamentum Graece (Nestle-Aland), Germany: Deutsche Bibelgesellschaft Stuttgart, 1979
…,Biblia Hebraica Stuttgartensia BHS (Hebrew Bible, Masoretic Text or Hebrew Old Testament), (Ed. K. Elliger and W. Rudoph),  Stuttgart: The Deutsche Bibelgesellschaft, 1990
King James Version of the English Bible,  Ontario, Canada:  Online Bible Foundation and Woodside Fellowship, 1997
The New International Version, International Bible Society, 1984
Vulgate Latin Bible (VUL), Beuron and Tuebingen: Deutsche Bibelgesellschaft German Bible Society, 1983
Baker, David L., Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, Jakarta: BPK-GM, 1993,
Bakker, F.L., Sejarah Kerajaan Allah,  Jakarta: BPK-GM, 2007
Barth, C., Theologia Perjanjian Lama I, Jakarta: BPK-GM, 2006
Barth, Karl, Churh Dogmatics III, Edinburgh: T&T Clark, 1961
Barth, Marie Claire & B.A. Pareira, Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 73-150, Jakarta: BPK-GM, 2005
Brown, F., S.R. Driver, & C.A. Brigs, A  Hebrew and English Lexicon Of The Old Testament, Oxford: Clarendon, 1907
Browning,  W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2007
Cameron, W. J., “Roh” dalam, J. D. Douglas (Peny.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z), Jakarta: YKBK/OFM, 1994.
Dickason, C. Fred, Angels, Elect, and Evil, Chicago: Moody Press, 1975
Douglas, J.D., “Mikhael”, dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK/OMF, 2003
Erickson, M.J., Teologi Kristen, Malang : Gandum Mas, 2004, hlm. 713
Fairbaim, Patrick, The Typology Of Scripture, Philadelphia: Daniels & Smith, 1952
Freedman, Willoughby, %a"+l.m; dalam, G. Johannes Botterweck (ed),  Theological Dictionary Of The Old Testament Vol. VIII, Grand Rapids Michigan/ Cambridge, U.K.,: W.B. Eerdmans Publishing Co., 1984
Gintings, E.P., Okultisme, Bandung: Bina Media Informasi, 2007
Gutrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru Israel, Jakarta: BPK-GM, 1991
Heuken, A.,  Ensiklopedi Sejarah Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2005
Kartomo, Thomas K., Memahami Kejahatan Manusia Dalam Kejadian 6:1-8 Dengan “World View” Jawa; Hermeneutik Sentrifugal, dalam Forum Biblika No. 16, Bogor: LAI, 2004
Koehler, L. & W. Baumgartner, The Hebrew And Aramaic Lexicon Of The Old Testament Vol. II,  Leiden, 1995
Leahly, Frederick S., Iblis Sudah Keok, Jakarta: BPK-GM/YKBK-OMF, 1985
Maclean, A.J., “Angels” dalam Dictionary of The Apostolic Church Vol., 1,  (Ed. James Hastings), New York, 1916
Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Schweizer, E., “Πνευμα” dalam, Gerhard Kittel & Gerhard Friedrich (Ed.), Theological Dictionary of The New Testament Vol. VI, Grand Rapids, Michigan: Eerdmans Publishing Company, 1992
Singgih, E.G., Dunia Yang Bermakna, Jakarta: Persetia, 1999
Speiser, E.A., Genesis, Garden City-New York: Doubleday & Company, 1964
Stott, Douglas W., hka"+l.m , dalam, Theological Dictionary Of The Old Testament, Grand Rapids Michigan: W.B. Eerdmans Publishing House, 1982
Strong, Augustus H., Systematic Theology, Westwood: Revell, 1907
Torrance, J.B., Malaikat Tuhan, dalam, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK-OMF, 2008
Westermann, Claus, Genesis 1-11 Commentary, Minneapolis: Ausburg Publishing House, 1984


[1] Karl Barth, Churh Dogmatics III, Edinburgh: T&T Clark, 1961, p. 369
[2] Tiga orang laki-laki mengunjungi Abraham dan istrinya yang berkemah dekat pohon keramat di Mamre, daerah Hebron (Kej. 18:1-16a),”waktu panas terik”. Ketiga “orang itu” bertindak sebagai satu kesatuan, mereka datang dan pergi bersama-samademikian pula, mereka duduk beristirahat,makan dan bercakap-cakap. Tiga orang malaikatkah ini? Atau hanya Allah sendiri, disertai oleh dua orang malaikat? Di dalam Kejadian 19:1-29 ada cerita tentang kebinasaan Sodom. Kepada Lot datang dua “orang laki-laki” hendak membawanya ke luar kota yang terkutuk itu. Mereka memperkenalkan diri sebagai orang yang  diutus Tuhan (ay. 13), tetapi oleh pencerita dieritahu sepintas bahwa mereka itu malaikat (ay. 1, 15).  Jadi memang sangat sering kehadiran Allah atau malaikat-Nya di dalam wujud seorang laki-laki; Kejadian 32:22-32 (laki-laki pada ayat 24 merupakan Allah sendiri ayat 30 malaikat Allah), kepada Hagar, Allah menampakkan diri sebagai malaikat Tuhan, tetapi Hagar mengatakan bahwa ia telah melihat Tuhan sendiri (Kej. 16:7-14). Yakub pernah “bertemu” dengan para malaikat Tuhan (Kej. 32:1-2). Lih. C. Barth, Theologia Perjanjian Lama I, Jakarta: BPK-GM, 2006, hlm. 41, 104-107
[3] Freedman, Willoughby, %a"+l.m; dalam, G. Johannes Botterweck (ed),  Theological Dictionary Of The Old Testament Vol. VIII, Grand Rapids Michigan/ Cambridge, U.K.,: W.B. Eerdmans Publishing Co., 1984. pp.308-309. Akar kata melaka adalah l’k  walaupun sebenarnya  tidak ada dalam bentuk baku dalam bahasa Ibrani, kaa itu ada dalam bahasa Semitis yang lain, misalnya dari bahasa Ugarit la’ak (mengutus), dalam bahasa Arab la’aka dan ‘alaka (mengutus) dan bahasa Ethiopia la’aka (mengutus, menyampaikan pesan). Bentuk nominalnya dapat memberi arti “mengutus, mengirim” (to send); dalam bahasa Ugarit ml’k  (utusan), ml’kt  “utusan, duta (embassy)”, dalam bahasa Arab  mal’ak (malaikat, utusan, duta (envoy)) dan bahasa Ethiopia mal’ak (malaikat, utusan). Dalam bahasa Ibrani mengambil disamping kata mela’ka termasuk %a"+l.m (malaikat, utusan), dan mal’akut “utusan, komisi, pesan” (hag. 1:1). Lih. Douglas W. Stott, hka"+l.m , dalam, Theological Dictionary Of The Old Testament, Grand Rapids Michigan: W.B. Eerdmans Publishing House, 1982, p. 325
[4] L. Koehler & W. Baumgartner, The Hebrew And Aramaic Lexicon Of The Old Testament Vol. II,  Leiden, 1995, p. 585
[5] `aPe(r>m; ~ynIåWma/ ryciÞw> [r"_B. lPoåyI [v'r"â %a"ål.m;
[6] Jelaslah bahwa utusan tersebut adalah manusia (human being)
[7] Malaikat Tuhan, kadang-kadang “malaikat Allah” atau “malaikat-Ku” (atau -Nya), digambarkan sebagai makhluk sorgawi yang diutus oleh Allah untuk berurusan dengan manusia sebagai agen pribadi-Nya dan juru bicara-Nya. Dalam banyak kutipan malaikat disamakan dengan Tuhan dan bicara bukan hanya dalam Nama Tuhan tapi sebagai Tuhan dalam bentuk kalimat orang pertama (Kej. 16:7; 21:17; Kej.  22:11; Kej. 13:13). Namun kadang-kadang malaikat dibedakan dari Allah, seperti  dalam 2 Samuel 24:16; Zakaria 1:12,13. Kendati demikian Zakharia tidak membedakan mereka dalam Zakharia 3:1,2; 12:8. Lih. J.B. Torrance, Malaikat Tuhan, dalam, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK-OMF, 2008, hlm. 16, bnd. W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2007, hlm. 250.
[8]  Freedman, Willoughby, Op.Cit., pp. 317-318
[9] Frederick William Danker (Ed.), A Greek Lexicon Of The New Testament and Other Early Christian Literature, Chicago-London: The University Of Chicago Press, 2000, pp. 8-9
[10]  Tidak ada pemisahan yang konsisten antara pengajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang malaikat. Hanya saja mereka ikut aktif dalam permulaan sejarah Perjanjian Lama, ketika Yesus lahir, dan lagi ketika tugas yang ditunjukkan kepada Yusuf  (mat. 1:20; 2:13. 19). Malaikat Gabriel memperlihatkan diri kepada Zakharia, dan kepada Maria juga dalam suatu berita yang gembira (Luk. 1)  khususnya dalam ayat 19; “Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.”( eivmi Gabrih.l o` paresthkw.j evnw,pion tou/ qeou/). Dan malaikat juga menyampaikan kabar bagi gembala, dan bersama dengan bala tentara surgawi dan memuji Tuhan (Luk. 2:8 tw/| avgge,lw| plh/qoj stratia/j ouvrani,ou aivnou,ntwn to.n qeo.n).
[11]  …, “Angel” dalam, The International Bible Encyclopedia, Grand Rapids Michigan: W.B. Eerdmans Publishing House, 1952, p. 134
[12]  Kata ini banyak mengundang diskusi dan perdebatan tentang siapa sebenarnya bene ha’elohim itu. Gerrit Singgih mengakui bahwa upaya-upaya tafsir selama beberapa generasi sempat dipusingkan dalam mencari selik-melik dari tokoh-tokoh bene ha’elohim, yang dalam TB-LAI diterjemahkan “anak-anak Allah”ini. Dalam komentar ini, Singgih tidak memberikan usulan tafsir yang lebih tepat menurutnya, tetapi dalam buku yang sama di bagian artikel yang lain, dia cenderung merujuk pada terjemahan BIS “makhluk-makhluk Ilahi”. Perkawinan antara anak-anak Allah tersebut dengan anak-anak manusia akan terus memunculkan perdebatan. Akibat perkawinan massal tersebut, lahirlah raksasa-raksasa (Nefilim) yang disinonimkan dengan gibborim, pahlawan-pahlawan gagah perkasa. Nefilim yang Gibborim , dianggap punya karakter, setidaknya sebagai “pahlawan”, orang-orang gagah perkasa. Lih. E.G. Singgih, Dunia Yang Bermakna, Jakarta: Persetia, 1999, hlm. 140. Bnd. Thomas K. Kartomo, Memahami Kejahatan Manusia Dalam Kejadian 6:1-8 Dengan “World View” Jawa; Hermeneutik Sentrifugal, dalam Forum Biblika No. 16, Bogor: LAI, 2004, hlm. 79
[13] Kata ab'c' juga dapat menunjuk kepada malaikat walaupun leksikon Ibrani tidak memutlakkan artinya apakah itu bala tentara Israel, malaikat, atau bintang-bintang di angkasa, tsaba tidak pernah ditulis dalam bentuk jamak tsebaot , melainkan bentuk tseba’aw atau tseba’hassamayim. Lih. F. Brown, S.R. Driver, & C.A. Brigs, A  Hebrew and English Lexicon Of The Old Testament, Oxford: Clarendon, 1907, p. 839. Untuk menunjuk pada tentara malaikat dipakai kol tseba’ hassamayim (1 Raj. 22:19; 2 Taw. 18:18; Dan. 8:10; Neh. 9:6; ~yIm;’V'h; ab'Ûc.-lk) atau kol tsebaw (Mzm. 103:21 “para malaikat disini disebut pahlawan-pahlawan yang perkasa, tentara, atau pelayan-pelayan  Tuhan yang selalu melaksanakan firman-Nya. Dengan tentara-Nya ini Tuhan, Raja yang besar dan perkasa, bertempur untuk menyelamatkan Israel (bnd. Yes. 37:36)”; 148:2 “para malaikat disini din yatakan yang berdiri di samping takhta Tuhan Sang Raja (bnd. Yes. 6:1-3). Mereka adalah bala tentara Tuhan (Yos. 5:14) dan pelayan yang selalu siap untuk melaksanakan kehendak-Nya (Mzm. 103:20-21)”; wya'_b'c.-lK'). Lih. Marie Claire Barth & B.A. Pareira, Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 73-150, Jakarta: BPK-GM, 2005, hlm. 248, 513-514
[14] F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah,  Jakarta: BPK-GM, 2007, hlm. 56
[15] Claus Westermann, Genesis 1-11 Commentary, Minneapolis: Ausburg Publishing House, 1984, p. 365
[16] E.A. Speiser, Genesis, Garden City-New York: Doubleday & Company, 1964, p. 44
[17] Donald Gutrie, Teologi Perjanjian Baru Israel, Jakarta: BPK-GM, 1991, hlm. 339
[18] Gagasan bahwa setipa orang Kristen memiliki malaikat pelindungnya tidak didukung oleh Alkitab. Matius 18:10; “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga” pernah dikutip untuk mendukung gagasan tersebut. Tetapi kata-kata tersebut tidak mengharuskan adanya kepercayaan, bahwa setiap anak Allah memiliki malaikat pelindungnya sendiri. Agaknya lebih bijaksana untuk menafsirkan ayat tersebut dalam terang pernyataan Ibrani 1:14; “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? ”. Jadi para orang beriman menikmati suatu pelayanan “umum” dari para malaikat. Frederick S. Leahly, Iblis Sudah Keok, Jakarta: BPK-GM/YKBK-OMF, 1985, hlm. 11
[19] Pada dasarnya malaikat-malaikat yang baik adalah pelayan-pelayan (Ibr. 1:14; leitourgika. pneu,mata). Allah mengutus mereka untuk melayani atau menolong (diakonian) orang-orang percaya,d an dalam pelayanan yang demikian para malaikat berfungsi sebagai utusan-utusan dalam Bait Allah semesta alam.
[20]  Tidak ada kepastian apakah para malaikat masih terus melakukan tugas mereka dalam semua cara ini sepanjang zaman sekarang. Tetapi dahulu mereka melakukan pelayanan-pelayanan ini, dan mungkin sekali mereka masih terus berbuat demikian walaupun kita tidak mengetahui mereka. Tentu saja, Allah tidak harus menggunakan malaikat-malaikat; Ia dapat melakukan semua ini secara langsung. Tetapi rupanya Ia memilih untuk menggunakan para malaikat sebagai perantara dalam banyak peristiwa. Meskipun demikian, orang percaya mengakui bahwa Tuhan-lah yang melakukan semua ini, apakah secara langsung ataukah dengan menggunakan malaikat-malaikat (perhatikanlah kesaksian Petrus yang menyatakan bahwa Tuhan telah melepaskan dia dari penjara, meskipun sebenarnya Tuhan menggunakan seorang malaikat untuk melaksanakannya. Kis. 12:7-10; 12:11; 17). Mungkin pernyataan-pernyataan  malaikat yang memperhatikan tingkah laku orang-orang yang telah diselamatkan mengejutkan pikiran kita sama halnya dengan salah satu dari kebenaran-kebenaran ini. Alasan mereka memperhatikan kita mungkin berasal dari kenyataan bahwa karena mereka tidak  mengalami keselamatan secara pribadi, maka satu-satunya cara mereka untuk dapat melihat pengaruh keselamatan adalah memperhatikan bagaimana  keselamatan itu terbukti dalam diri orang-orang yang telah diselamatkan. Memang, kita ini seperti sebuah panggung sandiwara yang disaksikan oleh dunia, manusia dan malaikat-malaikat sebagai penontonnya (1 Kor. 4:9).
[21]  Mikhael, penghulu malaikat, terutama sekali melindungi bangsa Israel (Dan. 12:1). Pra malaikat menjaga bangsa-bangsa dan para penguasa (Dan. 4:17), serta berusaha untuk mempengaruhi orang-orang yang menjadi pemimpin bangsa itu (Dan. 10:21; 11:1). Pada masa kesengsaraan yang akan datang,  para malaikat akan terlibat dalam pelaksanaan hukuman-hukuman Allah (Why. 8-9:16). Lih. M.J. Erickson, Teologi Kristen, Malang : Gandum Mas, 2004, hlm. 713
[22]  Melalui malaikat Gabriel dinubuatkan kelahiran Kristus (Mat. 120; Luk. 1:26-28). Dan  juga seorang malaikat memberitakan kelahiran Kristus kepada para gembala-gembala dan kemudian disertai puji-pujian oleh sejumlah besar malaikat (Luk. 2:8-15). Seorang malaikat juga memperingatkan Yusuf dan Maria agar melarikan diri ke Mesir untuk menghindari kemarahan Herodes (Mat. 2:13-15). Seorang malaikat juga membimbing keluarga itu kembali ke Israel setelah Herodes mati (Mat. 2L19-21). Para malaikat melayani Kristus setelah Ia dicobai Iblis (mat. 4:11) dan ketika Ia mengalami ketegangan di Taman Getsmani (Luk. 22:43).  Dan juga Kristus mengatakan bahwa satu legion malaikat siap datang untuk membela Dia apabila mereka dipanggil (Mat. 26:53). Ketika Yesus telah dikubur, seorang malaikat menggulingkan batu dari kubur (Mat. 28:1-2). Malaikat juga memberitakan kebangkitan Kristus kepada orang-orang perempuan pada hari Paskah (Mat. 28:5-6; Luk. 24:5-7). Dan malaikat juga hadir pada saat Kristus naik ke surga (Kis. 1:10-11).
[23]  A.J. Maclean, “Angels” dalam Dictionary of The Apostolic Church Vol., 1,  (Ed. James Hastings), New York 1916, p. 60
[24] M.J. Erickson, Op.Cit., hlm. 714
[25] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1986, hlm. 162. Gerrit Singgih juga mendukung pendapat tersebut bahwa malaikat tidak kawin berdasar pada Matius 22:30. Namun jika Kejadian 6:2 ditafsirkan menjadi ‘malaikat’ maka Singgih menyatakan bahwa malaikat jenis tersebut adalah ‘malaikat yang tidak loya’ pada “aturan” tidak kawin dan dikawinkan, sehingga ketika melihat betapa cantiknya benoth ha’adam,  malaikat-malaikat tersebut memilih “melanting”  ke kawasan manusia yang di dalamnya hal kawin dan dikawinkan dimungkinkan terjadi atau malah dimandatkan.
[26] Ayub 38:7 dalam terjemahan NIV “while the morning stars sang together and all the angels shouted for joy?” terjemahan Septuaginta memakai kata a;ggeloi, (kata benda nominatif maskulin jamak). Malaikat pada dasarnya adalah “roh yang melayani,” (Ibr. 1:14) dan tidak mempunyai tubuh nyata seperti manusia. Yesus menyatakan bahwa "roh tidak mempunyai tulang dan daging, sebagaimana kamu melihat Aku" (Luk. 24:37-39). Alkitab mengatakan bahwa malaikat hanya bisa berada di satu tempat pada satu saat. Mereka pasti mempunyai keberadaan lokal saja.Malaikat dapat mengambil bentuk seorang manusia jika memang dibutuhkan. Bagaimana orang dapat menjamu "entertain angels " (Ibr. 13:2)? Disisi lain, penampilan mereka terkadang dalam bentuk sinar yang menyilaukan dan dalam kemuliaan yang menggentarkan (Mat. 28:2-4).
[27] Dalam pemahaman Islam, adapun sifat-sifat malaikat antara lain, diciptakan dari nur (cahaya), semuanya taat dan berbakti kepada Allah SWT, tidak berjenis laki-laki ataupun perempuan, tidak membutuhkan makan dan minum, dan sarana fisik lainnya, tidak akan mati sebelum hari kiamat datang, karena itu jumlahnya tetap, bertubuh halus (gaib), tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, tidak pernah mengingkari pesan Allah atau berbuat dosa kepada-Nya, mereka hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat lain, mereka diciptakan untuk tugas-tugas tertentu. Lih. …, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Icthtiar Baru van Hoeve, 2006, hlm. 1091
[28] Charles Ryrie, Op.Cit., hlm. 164. Kitab Suci berbicara mengenai penciptaan malaikat, oleh sebab itu, jelas sekali bahwa mereka tidak diciptakan pada awal keabadian(Nehemiah 9:6; Psalm 148:2,5). Colossians 1:16-17 explains: "dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia."Waktu penciptaan mereka tidak pernah disebutkan secara pasti, tapi mungkin sekali waktu penciptaannya terjadi berhubungan dengan penciptaan langit dalam Genesis 1:1. Mungkin terjadi bahwa Tuhan menciptakan mereka segera setelah penciptaan langit - sebelum penciptaan dunia berdasarkan pada Job 38:4-7, "anak-anak Allah berteriak bersukacita" ketika Dia menaruh dasar Bumi.
[29] Para malaikat adalah pribadi-pribadi. Ini berarti bahwa mereka bukanlah semata-mata merupakan pengejawantahan dari baik dan jahat yang abstrak, seperti ungkapan sementara orang. Ini termasuk Setan yang juga adalah suatu pribadi, bukan suatu penjelmaan dari gagasan manusia tentang kejahatan.
[30]  David L. Baker, Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, Jakarta: BPK-GM, 1993, hlm. 1. Karena malaikat adalah roh dan bukan berbentuk fisik, mereka tidak kelihatan setiap waktu (Kol. 1:16). Elisa pernah berdoa bahwa pembantunya akan melihat pasukan malaikat mengelilingi kota, dan anak muda ini di “buka” matanya sehingga ia dapat melihat makhluk-makhluk yang tidak kelihatan itu (2 Raj. 6:17)! Abraham ketika dikunjungi tiga pembawa pesan surgawi. Ketika malaikat muncul, Mereka muncul dalam bentuk manusia. Dalam Kejadian18, Abraham menyambut tiga tamu malaikat yang muncul sebagai pelancong biasa. Di bab berikutnya, dua malaikat pergi ke Sodom dimana mereka dianggap hanya sebagai pengunjung biasa. Tidak melupakan ayat yang diperdebatkan dalam Zechariah 5:9, malaikat selalu muncul dalam bentuk pria daripada wanita (Mark 16:5). Terkadang, malaikat muncul dalam perlengkapan yang tidak biasanya. Daniel melihat seorang malaikat dengan tangan dan kakinya berkilau seperti tembaga dan dengan batu berharga, dan wajah seperti kilat (Dan. 10:5-6). Malaikat yang menggulingkan baru kuburan Kristus muncul dengan sinar yang menyilaukan (Mat. 28:3; Luk. 24:4). Kitab Wahyu menggambarkan beberapa makhluk luar biasa yang mungkin adalah bentuk lain dari malaikat dalam Revelation 4:6-8. Malaikat dalam Alkitab tidak pernah muncul dalam bentuk seperti ini. Malaikat dalam Alkitab tidak pernah muncul dalam bentuk yang lucu, anak-anak yang menggemaskan! Mereka selalu muncul dalam bentuk orang dewasa. Ketika orang-orang dalam Alkitab melihat malaikat, respon mereka selalu rebah sujud dalam rasa takut dan terkejut, bukannya mendekat dan ingin menggelitik bayi yang lucu.
Beberapa ayat dalam Alkitab menyebutkan malaikat mempunyai sayap (Yes. 6:2,6). Ayat lainnya berbicara mengenai malaikat terbang, dan kita beranggapan bahwa sayap digunakan untuk penerbangan itu (Daniel 9:21). Bagaimanapun juga, Saya beranggapan bahwa malaikat dapat terbang kemana saja tanpa tergantung dari sayapnya. Kebanyakan referensi dari Alkitab, tidak menyebutkan mengenai sayap dan di ayat seperti Kejadian 18-19, jelas mengatakan bahwa tidak ada sayap yang kelihatan.
[31] Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata roh (= ruh) diartikan sebagai sesuatu yang hidup yang tidak berbadan jasmani, yang berakal budi dan berperasaan (seperti malaikat, setan, dsb.). Dapat juga diartikan sebagai jiwa (badan halus) dan juga semangat. W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, hlm. 830. Beberapa istilah yang dipakai dalam Perjanjian Baru yang menunjuk kepada Roh, pertama adalah  Πνευμα (pneuma). Kata ini sering dipakai untuk menterjemahkan kata ruah dalam Septuaginta. Kata Pneuma sering mengacu pada Roh Allah baik itu dalam pengertian absolut maupun berpengertian lain seperti Roh Kudus. Kata pneuma juga sering menunjukkan manusia/insan (47 kali), roh jahat (38 kali), roh mati atau malaikat-malaikat (9 kali), dan lain-lain. W. J. Cameron “Roh” dalam, J. D. Douglas (Peny.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z), Jakarta: YKBK/OFM, 1994, hlm. 316. Dalam pemikiran ilmiah dan filsafat, pneuma sebagai terminologi fisik atau fisiologi pada hakikatnya tetap materialistis dan vitalistis. Dalam pemikiran gnostik, kuasa itu dipandang sebagai satu substansi, dan pneuma mencakup ide isi atau kesanggupan hidup (Lebenssubtanz). E. Schweizer “Πνευμα” dalam, Gerhard Kittel & Gerhard Friedrich (Ed.), Theological Dictionary of The New Testament Vol. VI, Grand Rapids, Michigan: Eerdmans Publishing Company, 1992, p. 390. Dalam Yohanes 3:8 pneuma berarti “angin”, dalam 2 Tes. 2:8 berarti “nafas”. Dikaitkan dengan sarx, pneuma berarti unsur non ragawi manusia (2 Kor. 7:1 ; Kol. 2:5), bila dikaitkan dengan soma artinya sama (1 Kor. 5:3-5; 7:34). Pneuma dapat juga berarti unsur diri manusia yang tetap lestari sesudah kematian (Mat. 27:50; Luk. 8:55, 23:46; Yoh. 19:30; Kis. 7:59; Ibr. 12:23; 1 Ptr. 3:18-19; Why. 11:11). Namun sebagai istilah psikologis pneuma berarti daya tanggap, perasaan dan kehendak, atau keadaan kesadaran dan mungkin imbangan dari ego (mis. Mrk. 2:8; Luk. 1:47 dst.). Sedangkan dalam Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul, pneuma mengacu pada roh jahat. Tetapi pada umumnya dalam Perjanjian Baru terkait dengan Roh Allah, khususnya yang langsung berkaitan dengan Kristus sebagai asal-Nya atau yang diwakiliNya.
[32] Dalam penglihatan-penglihatan surgawi mereka dilukiskan dengan ciri-ciri khas yang luar biasa yang sangat berbeda dari penampilan-penampilan seperti manusia yang lain (Dan. 10:5-7; Why. 10:1-3; 15:6; 18:1). Sejumlah malaikat memiliki sayap (Yes. 6:2; 6:6; Yeh. 1:5-8). Mereka lebih kuat dari manusia, tapi tidak Maha Kuasa (Psalm 103:20; 2 Peter 2:11). Mereka lebih tahu dari manusia dalam pengetahuan, tapi tidak Maha Tahu (2 Samuel 14:20; Mat. 24:36). Mereka lebih mulia dari manusia, tapi tidak Maha Hadir (Dan. 9:21-23, 10:10-14).  
[33] C. Fred Dickason, Angels, Elect, and Evil, Chicago: Moody Press, 1975, pp. 53-57 dalam Charles C. Ryrie, Op.Cit, hlm. 167. Walaupun Kitab Suci tidak memberikan jumlah yang pasti, tapi kita diberitahukan bahwa jumlah malaikat sangat banyak (Daniel 7:10; Mat. 26:53; Ibrani 12:22). Kelihatannya malaikat diciptakan hanya pada satu kali. Tidak ada malaikat baru yang ditambahkan. Malaikat tidak akan mati atau dalam bentuk apapun atau punah; oleh sebab itu mereka juga tidak akan berkurang.Kelihatannya masuk akal untuk mengatakan, bahwa jumlah malaikat dalam keberadaan sebanyak jumlah manusia sepanjang sejarah.
[34] Young's Literal Translation (1862/1898) menerjemahkannya myriads of messengers (beribu-ribu, banyak sekali), terjemahan Latin Vulgata menerjemahkannya  milium angelorum,  RSV menerjemahkannya innumerable angels (tidak dapat dihitung), NIV menerjemahkannya  thousands upon thousands of angels, KJV  menerjemahkannya innumerable company of angels.
[35]  Young's Literal Translation (1862/1898) menerjemahkannya myriads of myriads, and thousands of thousands (banyak sekali-beribu-ribu), Latin Vulgata menerjemahkannya  milia milium, RSV menerjemahkannya myriads of myriads and thousands of thousands, NIV menerjemahkannya  thousands upon thousands, and ten thousand times ten thousand, KJV  menerjemahkannya ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands
[36] Yesaya 14:12-15, memberi banyak petunjuk dimana dulunya iblis berada, lalu apa yang terjadi padanya? Dalam  nats ini ada 5 ambisi iblis yang melatarbelakangi pemberontakannya. Ucapan “aku akan” mengindikasikan bahwa ia akan menggantikan kehendak Allah dengan kehendak dirinya sendiri, kehendak ciptaan melawan kehendak penciptanya. Aku hendak naik ke langit, hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, hendak duduk diatas bukit pertemuan jauh di sebelah Utara. Ini menunjukkan bahwa ambisi Iblis untuk mengambil alih semua urusan alam semesta. Seringkali dalam teks Perjanjian Lama, gunung dan bukit mengacu kepada wewenang atau hak untuk memerintah. Aku hendak naik mengatasi awan-awan… menurut Keluaran 16:10 dan Wahyu 19:1; awan seringkali dihubungkan dengan kemuliaan dan kehadirat Allah. Jadi iblis berniat untuk mencuri kemulian yang seharusnya milik Allah. Aku hendak menyamai yang Mahatinggi, menunjukkan bahwa iblis tidak puas dengan posisinya yang mulia itu diantara semua ciptaan lainnya (bnd. Yeh. 28:17). Perhatikn kontradiksi dalam pemikirannya sendiri, hedak menyamai Allah yang Mahatinggi. Kata menyamai berarti dia sendiri mengakui bahwa dirinya sendiri tidak sama dengan Allah. Lebih lanjut pesan pemberontakan iblis tersirat dalam Yehezkiel 28:12-15, dengan menggunakan tokoh raja Tirus, ia menubuatkan kejatuhan iblis. Lucifer atau iblis berada pada posisi yang indah dan penuh dengan kemuliaan. Ia adalah penghulu atau komandan malaikat-malaikat yang dilantik Allah. Tetapi akibat kesombongan dan kecurangan untuk melampaui kemuliaan Allah, ia berencana untuk melawan ataupun memberontak kepada Allah. Dari sinilah sangat jelas kesombongan dan keegoisan menjadi alasan pemberontakannya terhadap Allah. Akibatnya ia menjadi lawan Allah  atau sebagai pemberontak dari perintah atau kehendak Allah, itulah dinamai dengan iblis atau setan. Iblis atau setan adalah malaikat Allah, dan  mereka secara moral sempurna pada mulanya (Yeh. 28:12-15). Allah menciptakannya sebagai malaikat yang berkedudukan tinggi dengan malaikat-malaikat lain yang dibawah pimpinannya. Tetapi dia menjadi sombong dan memberontak terhadap Allah (1 Tim. 3-6), sehingga Allah membuang mereka dari surge. Lih. E.P. Gintings, Okultisme, Bandung: Bina Media Informasi, 2007, hlm. 20
[37]  Mikhael berarti berarti “siapakah seperti Allah?” Nama ini dipakai oleh 11 tokoh Alkitab, tapi hanya satu yang khas,  yaitu  malaikat Mikhael, yang dalam kitab-kitab,  yang dalam kitab-kitab Pseudepigrafa dipandang sebagai pelindung dan pembela Israel (1 Henokh 20:5; 89:76). Dalam kitab Daniel, Mikhael lebih menonjol sebagai penjaga umat Yahudi terhadap ancaman kekuasaan fasik dari Yunani dan Persia (Dan. 12:1), yang dilukiskan dengan gaya “salah seorang dari pemimpin terkemuka dan pemimpinmu itu” (Dan. 10:13, 21). Dengan peranan ini sangat cocok bahwa dialah penghulu malaikat (Yud. 9) yang digambarkan “bertengkar dengan blis mengenai mayat Musa”, pemimpin besar umat Allah itu, yang kepadanya malaikat (barangkali Mikhael) berbicara di atas gunung Sinai ( Kis. 7:38). Selanjutnya tampil lagi Mikhael dalam Wahyu 12:7, sebagai makhluk yang berperang di sorga melawan ular naga. J.D. Douglas, “Mikhael”, dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (M-Z) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK/OMF, 2003, hlm. 84
[38]  Dalam bahasa Ibrani  disebut bWrK dan bentuk jamaknya ~ybiªrUK.  yang dikemukakan sebagai makhluk  simbolis dan bersifat sorgawi. Dalam Kejadian mereka ditugasi  menjaga pohon  kehidupan di Eden (Kej. 3:24). Suatu fungsi simbolis yang sama diberikan kepada kerub emas yang ditempatkan pada kedua ujung dari tutup (tutup pendamaian) tabut perjanjian (Kel. 25:18-22, bnd. Ibr. 9:5), sebab kerub-kerub itu digambarkan melindungi benda-benda kudus yang yang disimpan di dalam tabut, dan sebagai tumpuan bagi takhta Tuhan yang tak nampak (1 Sam. 4:4; 2 Sam. 6:2; 2 Raj. 19:15; Mzm. 80:2; 99:1). Dalam Yehezkiel 10 takhta kereta Allah, masih diangkut oelh kerub-kerub, menjadi bergerak. Gambaran makhluk-makhluk bersayap itu juga disulamkan pada tirai-tirai dan tutup kemah suci dan dilukiskan di tembok-tembok Bait Suci (Kel. 26:31; 2 Taw. 3:7). Makhluk-makhluk surgawi ini biasanya muncul dalam kitab-kitab puisi Perjanjian Lama. Di situ makhluk-makhluk ini menjadi simbolis dari angin topan sorgawi. Dalam 2 Samuel 22:1, Mazmur 18:10, Allah dikemukakan mengendarai kerub. Perjanjian Lama tidak menjelaskaan tabiat hakiki atau penampakan para kerub. Pada umumnya kerub digtambarkan sebagai makhluk bersayap, memiliki kaki dan tangan. Dalam penglihatan Yehezkiel mengenai Yerusalem yang telah dibangun kembali, gambaran kerub-kerub yang terukir memiliki dua muka, satu muka manusiam dan satu lagi muka singa (Yeh. 41:18), sedang dalam penglihatan tentang kemuliaan Ilahi,  masing-masing kerub mempunyai empat muka dan empat sayap (Yeh. 10:21). Sampai dimana kerub dipandang memiliki sifat moral dan etis tidak diketahui. Tanpa kekecualian kerub berada dalam hubungan yang erat dengan Allah, dan diberi kedudukan yang tinggi dan halus. R.K. Harrison, “Kerub-kerub”, dalam, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK-OMF,  2005, hlm. 554
[39] Patrick Fairbaim, The Typology Of Scripture, Philadelphia: Daniels & Smith, 1952, p. 202
[40] Augustus H. Strong, Systematic Theology, Westwood: Revell, 1907, p. 449
[41] Charles C. Ryrie, Op.Cit., hlm. 171-172
[42]  Asal kata serafim belum dapat diketahui dengan pasti,  namun jika digunakan dari akar kata Ibrani yang serumpun, yaitu saraf, maka artinya “membakar”, maka dengan demikian serafim itulah yang melakukan penyucian melalui api, seperti diisyaratkan Yesaya. Lih. R.K. Harrison, “Serafim”, dalam, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L) (Peny. J.D. Douglas), Jakarta: YKBK/OMF, hlm. 384-385
[43]  M.J. Davidson, Angels, dalam Dictionary Of Jesus and the Gospels (Joel B. Green. Ed.), Illinois-England: InterVarsity Press, 1992, pp.8-11
[44]  Malaikat Agung ada dalam kepercayaan Katolik yakni ketiga malaikat yang diutus Allah untuk melaksanakan tugas khusus. Mikhael adalah pemimpin yang  setia dan menjadi pelindung bangsa Israel (Dan. 10:13; 12:1; Why. 12:7-14), Rafael menunjukkan jalan bagi Tobia dan menyembuhkan ayahnya (Tob. 5), ia dihormati sebagai pelindung perjalanan. Gabriel menyampaikan kabar gembira kepada Maria, bahwa akan menjadi Bunda Yesus (Luk. 1:26-38),  selain itu masih disebut Uriel (Cahaya) dan Lucifer (Pembawa Terang) yang menjadi setan karena tidak mau tunduk kepada Allah. Lih. A. Heuken,  Ensiklopedi Sejarah Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2005, hlm. 174

Tidak ada komentar:

Posting Komentar